JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah menilai organisasi profesi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) perlu memastikan kepada pemerintah dan pemerintah daerah tentang pentingnya keberadaan pemandu wisata di tengah perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi.
"Ketika kita bicara mengenai pesaing, pesaing terdekat kita adalah Google, bagaimanapun juga yang mau backpackeran pasti tidak akan menggunakan jasa pemandu wisata, apalagi di Google sendiri mereka menggunakan sistem rating, review, jadi local guide level berapa gitu misalnya, " ujar Ledia dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPP HPI) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, keterbukaan dan kemudahan akses informasi perlu diantisipasi oleh pemandu wisata. Sebab, informasi mengenai pariwisata yang ada kini sangat tergantung dari pengalaman masing-masing orang berdasarkan review pribadinya.
"Ini bagian dari keterbukaan informasi yang akhirnya kemudian memberikan banyak informasi meskipun itu tidak ada standarnya, karena reviewnya kan sangat tergantung dengan pengalaman kita, tergantung dengan wawasan kita. Nah ini juga jadi hal yang harus diantisipasi oleh organisasi profesi ini, " imbuhnya.
Baca juga:
Disbudpar Batam, ada Batam Expo atas Bukit
|
Selain itu, Ledia menambahkan, organisasi profesi pramuwisata perlu membuka komunikasi seluas-luasnya dengan sistem pendidikan di Indonesia, baik itu pendidikan tinggi maupun tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK). Sehingga nantinya lulusan-lulusan pariwisata memiliki standar yang jelas sebagai pemandu wisata.
"HPI harus membuka komunikasi seluas-luasnya dengan sistem pendidikan tingginya, kalau itu pendidikan tinggi atau SMK pariwisata sehingga nanti memungkinkan kah, ketika mereka lulus, mereka mendapatkan katakanlah sertifikasi pemandu wisata tingkat dasar saja, sehingga lulusan-lulusan jurusan pariwisata kita mereka punya standar, " sebut legislator dapil Jawa Barat I tersebut. (bia/sf)