JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Perempuan dan Budaya Digital”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Februari 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Ibu Rahmi Yulia Ningsih, M.Pd., yang merupakan seorang dosen di Binus University, serta Ibu Toyyibatun Nazirah, M.Si., yang merupakan owner Dinar Shop Furniture.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa budaya digital tidak membedakan gender, antara perempuan dan laki-laki. Menurut beliau, budaya digital juga harus inheren dengan perempuan atau ibu-ibu, karena merekalah yang akan lebih sering membersamai anak-anak. Beliau juga menambahkan bahwa emansipasi perempuan menuntut budaya digital tidak terlalu jauh dengan kehidupannya. “Perempuan tidak identik dengan ketertinggalan. Menurut saya, setara antara perempuan dengan laki-laki, termasuk kemajuannya dalam budaya digital”, ucap Pak Kharis sebagai penutup dari pengantar materinya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menjelaskan bahwa literasi digital merujuk pada kemampuan individu dalam menggunakan, memahami, dan berpartisipasi secara kritis dalam lingkungan digital. Beliau menyatakan bahwa literasi digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh perempuan, tidak hanya sebagai objek, namun juga sebagai subjek aktif. Bu Rahmi juga menyampaikan bahwa ada beberapa budaya digital positif yang bisa dilakukan di rumah, seperti memberikan pendidikan digital kepada keluarga, memberikan batasan waktu untuk anak-anak dalam mengakses internet, perlu adanya pemantauan konten yang diakses oleh anak, diskusi terbuka antara orang tua dan anak, serta keterlibatan bersama antara mereka. Di akhir sesi, Bu Rahmi berpesan kepada para perempuan untuk bijak menanggapi tantangan yang ada di era digital, harus melek dan cakap digital, serta memiliki literasi yang cukup terkait dunia digital.
Toyyibatun Nazirah, M.Si menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Di awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan data menurut laporan We are social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta orang atau sekitar 77?ri total populasi Indonesia per Januari 2023. Tingginya pengguna internet tersebut membuka peluang bagi perempuan untuk mengambil posisi dalam menghadapi dunia digital sekarang, Beberapa peluang yang bisa dilakukan yaitu menjadi content creator, penjual online, jastip, reseller, dropship, tutor online, bahkan mengikuti affiliate program. Di akhir sesinya, beliau juga membagikan beberapa tips dalam beradaptasi dan menghasilkan uang di dunia digital, seperti terbuka dan mau belajar dengan kemajuan dunia digital dan teknologi, mampu membaca peluang sekitar, serta konsisten dan terus berinovasi
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia. (Red.resky)