PEKANBARU – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjaga komitmen untuk mendukung tingkat produksi nasional melalui rencana kerja yang masif dan agresif. Awal tahun ini, PHR langsung tancap gas dengan berhasil mengebor 31 sumur baru sepanjang bulan Januari 2022.
Artinya, PHR mampu mengebor rata-rata satu sumur per hari. Melalui berbagai terobosan, efisiensi waktu pengerjaan sumur juga berhasil meningkat hampir dua kali lipat. Ini sejalan dengan semangat Pertamina untuk meningkatkan produktivitas dengan cara yang efisien.
PHR mulai mengoperasikan tambahan satu rig pengeboran di Wilayah Kerja (WK) Rokan, tepatnya di area Lapangan Petani, Kabupaten Bengkalis. Total rig pengeboran yang beroperasi di WK Rokan kini menjadi 19 rig dan merupakan yang terbanyak di Indonesia saat ini.
PHR merencanakan pengeboran 400-500 sumur baru pada tahun ini, dengan target produksi rata-rata tahunan sekitar 180 ribu barel minyak per hari (BOPD). Untuk mendukung upaya pencapaian tersebut, PHR akan mengoperasikan setidaknya 20 rig pengeboran.
”Di tengah aktivitas yang masif dan agresif, prioritas utama kami adalah keselamatan. Setiap pekerja datang bekerja dalam kondisi sehat, pulang juga harus selamat tanpa kurang suatu apapun, ” tegas Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.
Setiap pekerja di lingkungan Pertamina, lanjut Jaffee, diberikan hak untuk menghentikan pekerjaan jika melihat situasi yang tidak selamat. ”Hak itu disebut dengan Stop Work Authority. Produksi memang penting, tapi keselamatan pekerja jauh lebih penting, ” cetusnya.
Ketika alih kelola WK Rokan dari operator sebelumnya pada 9 Agustus 2021, PHR hanya mengoperasikan 9 rig pengeboran. Hanya dalam tempo sekitar lima bulan, PHR berhasil menambah jumlah rig pengeboran menjadi 18 rig. Rencana kerja yang masif dan agresif itu berhasil menaikkan produksi WK migas terbesar kedua di tanah airi, dengan mengebor lebih dari 130 sumur baru pada tahun lalu.
Tidak hanya pengeboran sumur baru, optimalisasi produksi WK Rokan juga ditempuh dengan menjaga kinerja base production. Dari 29 rig workover atau rig kerja ulang yang beroperasi saat ini, rencananya akan ditambah hingga 36 rig kerja ulang. Tingkat produksi WK migas yang berlokasi di Riau ini sangat penting dalam mendukung ketahanan energi nasional. WK Rokan menyumbangkan hampir 25?ri total produksi minyak nasional.
Upaya pencapaian target produksi harus ditopang penyediaan barang dan jasa pendukung secara tepat waktu, penyiapan lahan, dan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait, baik itu pemda maupun masyarakat sekitar. Selain itu, dari sisi teknis operasional, PHR WK Rokan berupaya menjaga keandalan fasilitas dan peralatan operasi, meningkatkan kapasitas fasilitas produksi untuk menyesuaikan dengan peningkatan produksi, menjajaki teknologi baru serta mengembangkan migas non konvesional dalam rangka mengoptimalkan produksi.
Baca juga:
Pertamina Raih 23 Penghargaan Proper Emas
|
Operasi PHR memberikan manfaat berganda (multiplier effect) seperti penciptaan lapangan kerja dan peluang bisnis bagi pengusaha lokal yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Peningkatan intensitas kegiatan hulu migas di WK Rokan tentu turut meningkatkan denyut aktivitas ekonomi dan nilai investasi di Riau.
Tidak hanya dari kinerja produksi migas, PHR juga berupaya memberikan manfaat dan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasinya melalui program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).(permato/ril)